Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Wanita Kutia yang menindik telinga dan hidung
Tindik tubuh merupakan hiasan pada tubuh (manusia) berupa penyematan benda (terutama dari logam, tetapi dapat pula tulang, gigi, atau tanduk) berbentuk tertentu secara semipermanen atau permanen dengan cara ditembuskan pada kulit.
Pada masyarakat modern, kebanyakan alasan orang mengenakannya adalah
untuk perhiasan (ornamental), meskipun praktik tradisional pada
masyarakat tertentu sering kali memiliki makna ritual keagamaan atau
sosial. Oleh kalangan punk atau gerakan pascamodern lainnya seperti grunge dan alternative, tindik tubuh dapat menjadi simbol pemberontakan atas kemapanan. Alasan lainnya adalah untuk kepuasan seksual.
Kultur pascamodern dapat disimbolkan oleh penggunaan tindik (di bawah bibir, telinga, dan puting susu), dan tato.
Bagian
tubuh yang disemat tindik yang paling banyak dikenal orang adalah
bagian bawah daun telinga. Tindik ini secara khusus diberi nama anting-anting.
Praktik ini umum diterapkan oleh banyak budaya dan perempuan yang
mengenakannya secara umum diterima oleh masyarakat, namun untuk pria
terdapat banyak reservasi, karena anting-anting sering kali
diasosiasikan dengan kewanitaan[1]. Bagian tubuh lainnya yang juga agak umum menjadi tempat tindik adalah hidung, dagu, bagian bawah bibir, kening, dan sekitar pusar. Posisi yang oleh banyak orang dianggap ekstrem (karena rasa sakit saat pembuatan lubang dan penyembuhan) adalah pada lidah, pipi, puting susu, serta bagian kemaluan. Yang terakhir ini biasanya dimaksudkan untuk alasan kepuasan seksual.
Walaupun
jaminan kebersihan penindikan biasanya telah terpenuhi, beberapa orang
dapat mengalami masalah dengan proses penyembuhan dan alergi yang
ditimbulkan oleh material tindik.
Beberapa orang di seluruh
dunia telah menindik tubuhnya secara ekstrem dan membuat modifikasi yang
sangat radikal pada bagian-bagian tertentu di tubuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar